Dewasa ini sains dan teknologi telah menjadi realitas sosial yang tak dapat dihindarkan lagi. Setiap sisi kehidupan umat manusia mulai dari aktifitas yang sangat pribadi dan tertutup sampai yang bersifat komunal dan terbuka telah tersentuh oleh rekayasanya. Hampir – hampir tidak tersisa lagi ruang kosong. Dan, sejauh ini tidak terdapat tanda – tanda bahwa upaya manusia untuk berkreasi dan menemukan hal baru tersebut akan berhenti. Setiap kali sebuah generasi umat manusia dilahirkan, saat itu pula ide dan inovasi terkini dimunculkan. Artinya, segenap kemajuan sains dan tekologi yang kita saksikan sekarang bukanlah titik akhir. Segera hadir sesuatu yang lebih baru, lengkap dengan semua konsekuensinya.

Sayangnya, kemajuan sains dan teknologi bukanlah sesuatu yang independen, Karena ia terikat secara pasti dengan filosofi tertentu yang membangunnya. Di sisi lain, setiap penemuan manusia senantiasa menyimpan dua kekuatan sekaligus. Ia dapat melambungkan martabat kemanusiaan sampai tingkat tertinggi, sekaligus mampu menghantam jati dirinya hingga hancur berkeping-keping. Ia adalah alat, dan faktor siapa yang membangun dan menggunakannya akan menjadi penentu efektifitas kekuatannya.

Fakta yang ada akhir-akhir ini menunjukan kecenderungan merebaknya dekadensi moral di segenap lapisan masyarakat. Kemajuan sains teknologi yang diharapkan mampu membawa keberkahan, ternyata membawa efek negatif yang sukar dikendalikan. Anak-anak muda yang seharusnya menjadi aset umat di masa depan, secara mencolok terseret berbagai gaya hidup hedonis-materialistik yang dikampanyekan lewat piranti-piranti canggih. Nilai-nilai religius dan etis yang dianut generasi terdahulu pelan-pelan dipojokkan untuk kemudian dilupakan sama sekali. Menyadari nilai strategis anak sebagai aset masa depan, di atas seluruh kekhawatiran kita akan dampak negatif kemajuan yang ada, maka mau tidak mau harus dibangun sebuah sistem pendidikan alternatif. Dalam sistem ini, kita berharap mereka mengenal secara mantap tentang jati dirinya sebagai generasi Islam, sekaligus mampu manampilkan bakat dan potensinya serta memandang secara optimis setiap fenomena mutakhir yang kelak dihadapinya. Artinya, mereka harus dididik dalam sebuah lembaga yang mengintegrasikan nilai-nilai fundamental Islam dengan pemberian wawasan yang komperehensif mengenai tantangan di zamannya.

Oleh karenanya kehadiran Pesantren Madinah Al Munawarah dengan program SMP Al-Madinah berkeinginan kuat untuk memberi jawaban alternatif terhadap kecemasan para orang tua mengenai masa depan anak-anaknya.