SMP Al-Madinah — Dalam kaitannya dengan pendidikan anak negeri ini maka di samping pembentukan karakter yang lebih utama adalah membangun adab pada diri anak, sehingga anak dapat mengaplikaiskan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika kehidupan bermasyarakat dibangun dengan menegakan adab maka kehidupan masyarakat menjadi bermoral dan beradab. Di sekolah anak didik harus diberikan teladan dari hal-hal yang lebih khusus tentang bagaimana menegakan adab. Sebagai seorang pendidik kita harus memberikan pemahaman, penanaman nilai, pembiasaan, dan keteladanan tentang adab yang berkaitan dengan ilmu, guru, dan diri anak didik tersebut.

Di dalam kitab karya KH. Hasyim Asy’ari berjudul Adab al-alim wa al-muta’allim fi ma yahtaj ilaih al-muta’allim fi ahwal ta’limihi wa ma yatawaqaf ‘alaih al-muta’allim fi maqamat ta’limihi sebelum menuntut ilmu anak didik harus memiliki adab :

  1. membersihkan hati dari berbagai gangguan material keduniaan dan hal-hal yang merusak sistem kepercayaan
  2. membersihkan niat, dengan cara meyakini bahwa menunut ilmu hanya didedikasikan kepada Allah SWT semata
  3. mempergunkan kesempatan belajar (waktu) dengan sebaiknya
  4. merasa cukup dengan apa yang ada dan menggunakan segala sesuatu yang lebih muda sehingga tidak merasa sulit
  5. pandai mengatur waktu
  6. tidak berlebihan dalam makan dan minum
  7. berusaha menjaga diri (wara’)
  8. menghindarkan makan dan minum yang menyebabkan kemalasan dan kebodohan
  9. menyedikitkan waktu tidur selagi tidak merusak kesehatan
  10. meninggalkan hal-hal yang kurang berfaedah.

Sedangkan kepada gurunya anak didik harus memiliki adab :

  1. Melakukan perenungan dan meminta petunjuk kepada Allah swt dalam memilih guru
  2. Belajar sungguh-sungguh dengan menemui pendidik secara langsung, tidak hanya melalui tulisan-tulisannya semata
  3. Mengikuti guru, terutama dalam kecerundungan pemikiran
  4. Memuliakan guru
  5. Memperhatikan hal-hal yang menjadi hak pendidik
  6. Bersabar terhadap kekerasan pendidik
  7. Berkunjung kepada guru pada tempatnya atau meminta izin terlebih dahulu
  8. Menempati posisi duduk dengan rapih dan sopan bila berhadapan dengannya
  9. Berbicara dengan halus dan lemah lembut
  10. Menghafal dan memperhatikan fatwa hukum, nasihat, kisah, dari para guru
  11. Jangan sekali-kali menyela ketika guru belum selesai menjelaskan
  12. Menggunakan anggota badan yang kanan bila menyerahkan sesutau kepada pendidik.

Ibnu Taimiyah (dalam penelitian Khotibul Umam diakses Nopember 2014) disebutkan tentang etika yang harus dilakukan murid terhadap guru ada empat hal, yaitu:

  1. Seorang murid hendaknya memiliki niat yang baik dalam menuntut ilmu yaitu mengharapkan ridho Allah.
  2. Seorang murid hendaknya mengetahui tentang cara memuliakan gurunya serta berterima kasih terhadapnya.
  3. Seorang murid hendaknya mau menerima setiap ilmu sepanjang ia mengetahui sumbernya, jangan mengikatkan diri hanya pada satu guru.
  4. Seorang murid hendaknya tidak menilak atau menyalahkan madzhab orang lain atau memandang madzhab orang lain sebagai madzhab orang-orang yang bodoh dan sesat.

Di dunia pendidikan negeri ini adab-adab inilah yang harus ditumbuhkan dan ditegakan kepada anak didik. Sebagai seorang murid anak didik harus menegakan adab mereka kepada gurunya, kepada ilmu yang akan dipelajarinya dan mengaplikasikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Jika di dalam diri anak didik sudah terbentuk dengan karakter dan adab yang baik, maka anak didik dalam kehidupan bermasyarakat akan menegakan moral dan adab.

Namun harus diakui bahwa membentuk dan membangun anak negeri yang memiliki adab bukanlah persoalan hanya seorang guru dan lembaga pendidikan tapi ini adalah persoalan bersama masyarakat Indonesia. Untuk itu pembentukan karakter dan adab anak bangsa seyogyanya dilakukan bersama-sama antara orang tua sebagai masyarakat dan guru sebagai sekolah. Jika di sekolah telah dibentuk lingkungan dengan karakter dan adab yang baik namun pihak orang tua tidak mendukungnya justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan yang dilakukan sekolah yang terjadi adalah anak-anak bangsa akan menjadi anak-anak yang membahayakan karena mereka terbiasa dibentuk dalam dua dunia yang berbeda, di satu sisi memiliki perilaku dengan kebaikan namun di sisi lain perilakunya bertentangan. Untuk menjadikan anak negeri ini menjadi anak yang menegakan adab maka di negeri ini dibutuhkan guru-guru sejati.

Mohammad Natsir dalam Adian Husaini 2010, percaya betul dengan ungkapan Dr. G.J. Nieuwenhuis: ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” Guru yang dimaksud Natsir bukan sekedar “guru pengajar dalam kelas formal”. Guru adalah para pemimpin, orang tua, dan juga pendidik. Guru adalah teladan. “Guru” adalah “digugu” (didengar) dan “ditiru” (dicontoh). Jika dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat sebagai orang dewasa kita dapat memberikan teladan yang baik maka anak negeri ini akan menjadi anak yang menegakan adab begitu sebaliknya.

Pembentukan karakter dan adab yang baik pada diri anak dibutuhkan keteladanan dari para pemimpin bangsa, masyarakat, orang tua dan pendidik di sekolah. Dapatkah para pemimpin bangsa, masyarakat, orang tua dan pendidik menjadi teladan dan guru sejati buat anak-anak negeri ini?. Sekali lagi, negeri ini yang mayoritas berpenduduk muslim bukan sekedar membutuhkan karakter namun bagaimana generasinya dapat menjadi generasi yang beradab dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat! Bagaimanakah dengan kita, dapatkah menjadi teladan bagi generasi negeri ini?.

By : Ust. Heri Murtomo, S.Pd. (Guru SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya).